Selasa, November 04, 2008

Perkara Jodoh


Secara kasat mata sepertinya tidak ada korelasi antara kunci dan perkara jodoh, mengingat kunci adalah sebuah alat dan jodoh adalah pasangan hidup, soulmate, rahasia Tuhan dan masih banyak mungkin defenisi tentang jodoh.

Begini kira-kira penjabaranya, Dua bulan yang lalu, saya sempat kehilangan sebuah kunci, bukan kunci kamar, bukan pula kunci brangkas, cuma sebuah kunci kendaraan. Riwayat hilangnya kunci itu sebenarnya sangat klise, cuma karena Gunawan teman sekantorku lupa menyimpan dan meletakan kunci itu setelah ia memakai kendaraanku.

Tidak begitu ingat bagaimana kronoligisnya, kenapa gunawan sampai lupa meletakan dan menyimpan kunci itu, yang jelas memang pada saat itu suasana dikantor sedang sedikit krodit.

Aku sempat kesal dibuatnya, pasalnya kalau sampai kunci itu tidak ditemukan alamat aku tidak bisa pulang. Beruntung salah seorang temanku dikantor berbaik hati untuk meminjamkan kendaraanya untukku. dan lebih beruntung lagi keesokan harinya adalah hari libur alias weekend, dengan begitu ada cukup waktu untuk membuat kunci baru.

Tepat hari senin, kunci duplikat kendaraanku selesai dikerjakan, dengan wajah yang sumringah tanpa dosa, gunawan memberikan kunci duplikat itu padaku. ternyata temanku yang satu ini bertanggung jawab juga rupanya, kalo tidak mungkin aku sudah memasukan dia pada daftar laki-laki "LTB" (ini cuma sebutanku saja untuk laki-laki yang tidak bertanggung jawab, karena sejatinya seorang laki-laki akan dianggap kesatria, dan sebenar-benarnya lelaki dimata para perempuan, jika mereka bertanggung jawab atas apa yang dilakukanya,

Meskipun kunci duplikat sudah berada ditanganku, tapi aku masih berharap kunci yang asli bisa ditemukan, pasalnya gantungan yang ada pada kunci itu adalah sebuah miniatur bangunan yang aku suka sekali, dan sedikitnya diperlukan waktu penerbangan kurang lebih dua jam, belum lagi biaya visa dan lain-lainya. Tapi mau bagaimana lagi, bukankah cara yang bijak adalah mengikhlaskannya untuk sesuatu yang kita miliki harus pergi, hilang dan mungkin menjadi milik orang, meskipun rasanya tidak rela dan sedih pastinya. Kalau sudah begitu sebutan yang pas adalah " belum jodohnya".

Hampir kurang lebih dua bulan dari hilangnya kunci itu, sedikit demi sedikit aku bisa menerima dan membiasakan dengan kunci duplikat yang ada, meskipun awalnya selalu kesal karena pasti aku selalu ingat gantungan kunci itu tiap kali aku memegang kunci duplikat itu, dan ini membenarkan apa yang pernah di ucapkan oleh…hmmm aku lupa siapa yang mengatakan ini, bahwa perubahan menimbulkan ketidaknyamanan. tapi itulah pelajaran yang paling berharga yang bisa kita ambil, ketika kita bisa membuat ketidaknyaman berangsur-angsur menjadi nyamana, tapi rupanya realita yang kita jalani tidak semudah itu.

Tepat di bulan ketiga, aku dikagetkan oleh sesuatu yang sudah dua bulan ini luput dari penglihatanku. Ternyata KUNCI-ku yang dulu hilang kembali lagi. saat itu cuma senyum yang tersungging dibibirku dan tentunya keinginan untuk mencari tahu krnologis keberadaan kunci itu terus bergelanyut dikepalaku. Orang pertama yang aku tanyai adalah Mas Didi karena kebetulan dia yang petama aku temui pagi itu. tanpa banyak basa-basi aku langsung bertanya perihal kunci itu, dan ternyata aku menanyakan pada orang yang tepat rupanya, pasalnya dia lah yang menemukannya.

Aku cuma mengrenyitkan dahiku mendengar penjelasan dia, bahwa kunci itu dia temukan disekitar tempat sampah kering. pasalnya dan jika aku telaah secara logika, bagaimana mungkin kunci itu baru bisa ditemukan pada bulan ketiga, mengingat tiap hari pastinya OB kantor selalu membersikan area itu, logikanya kunci itu bisa dilihat tiap kali para OB membersihkan area itu, tapi nyatanya kunci itu baru terlihat pada bulan ketiga.

Mungkin inilah refleksi perkara jodoh, dramatis, puitis, tidak bisa ditebak dan kadang tidak bisa dilogikakan. Pelajaran yang bisa diambil dari ini semua adalah, bahwa kalau memang jodoh ternyata tidak akan kemana. Meskipun kita harus mengalamai drama perpisahan, kesedihan, ketidakikhlasan, tapi kalau Tuhan sudah metakdirkan itu jodoh kita, apapun jalanya pasti akan menjadi milik kita. Tapi tentunya itu semua tetap harus dibarengi usaha dan ikhtiar, karena bukan berarti segala sesuatu akan datang dan secara tiba-tiba turun dari langit. seperti halnya kunciku, sebelum akhirnya menjadi milikku lagi, ada upaya mencari kunci itu kesegala penjuru, tapi bahwasanya akhirnya tidak ditemukan, ya bearti itu takdirnya.

Imie

FINS, 8:04 PM

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Aku yakin, gantungan itu adalah miniatur menara kembar malaysia (petronas), iya kan kawan...?
Ehmmm...aku juga akan berusaha untuk segera bisa punya gantungan kunciku sendiri, sebuah miniatur bangunan yang harus kutempuh 12 jam perjalanan pesawat dan tentu saja sama denganmu imie, pasport, visa , fiskal dll...
:)